Senin, 23 Juli 2012

APLIKASI CIREMAI UNTUK TANAMAN JAGUNG


APLIKASI CIREMAI UNTUK  TANAMAN JAGUNG


 A .  PENDAHULUAN
Tanaman jagung merupakan tanaman penting bagi dunia industri pakan ternak dan ikan selain itu kebutuhan pasar  tradisional dan jagung bakar masih belum terpenuhi, apalagi batang dan daun dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dll. Namun komoditi ini tingkat produksinya belum optimal.Begitu primadonya jagung, maka CV ANUGERAH KARYA MAKMUR berupaya meningkatkan produksi  yang berwawasan pertanian sehat, produktif dan ramah lingkungan. Dengan  demikian bisa berkompetisi di era pasar global.
B.  SYARAT TUMBUH
Tanaman jagung tidak memerlukan tanah khusus, namun tanah yang subur dan banyak mengandung humus dapat meningkat hasil  yang optimal. pH yang dikehendaki antara 6 – 7. Aerasi dan ketersediaan air baik, sinar matahari sempurna tidak boleh ternaung. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Pada fase generatif memerlukan air yang cukup banyak supaya pembuahan sempurna.
C. PEDOMAN BUDI DAYA JAGUNG
1.      Benih atau bibit
Benih yang hendak di tanam harus bermutu tinggi (berlabel ), daya tumbuh benih lebih dari 95 %. Kebutuhan benih tergantung jarak tanam yaitu berkisar antara 20 samapi 30 kg / ha. Sebelum benih ditanam  harus di rendam dalam larutan PIOC CIREMAI I 200 WATT dengan dosis satu tutup botol CIREMAI untuk 5 ltr air direndam selama 12 jam.
2.      Pengolahan lahan
Apabila lahan yang akan ditanami bekas  tanamam atau banyak rumputnya terlebih dahulu harus dibersihkan atau dipendam sebagai kompos,  pecangkulan atau pembajakan dengan kedalaman olah 20 cm kemudian diratakan. Lebar bedengan antara 1,5 -2 m, diantara bedengan dibuat saluran air (salir) dengan kedalaman 20 cm 3 hari menjelang tanam lakukan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT secara merata dengan dosis 2-3 ltr/ha atau 15 sampai 20 tutup botol CIREMAI/tangki ukuran 17 ltr air. Sedangkan pupuk dasar cukup 75% dari rekomendasi pupuk setempat. Gunakan pupuk yang mengandung unsur N P K S.
3.      Lubang Tanam dan Cara Tanam
Buatlah lubang tanaman  dengan tugal yang terbuat dari kayu ujungnya  agak runcing,kedalaman lubang 3-5 cm. tiap lubang diisi hanya satu biji jagung untuk jarak tanam 25 x75 cm .tiap lubang diisi dua biji jagung untuk jarak tanam 40 x 100 cm, setalah biji /bibit diletakkan pada lubang kemudian di tutup dengan abu  bakaran jerami atau sekam supaya tidak dimakan burung ,jangkrik dll.
4.      Pemupukan dan penyemprotan PIOC CIREMAI i 200 WATT
Penyemprotan susulan 1 PIOC CIREMAI i 200 WATT dilakukan pada umur 15 HST dengan dosis 6 – 10 tutup botol Ciremai / tangki ukuran 17 ltr air . Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap 15 hari sekali dengan dosis yang sama.
Pemupukan hara makro N P K S  dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST dengan dosis 125 kg /ha.Pemupukan selajunya pada saat tanaman berumur 45 HST dengan dosis 100 kg.
5.      Pemeliharaan Tanaman
a)   Penjarangan dan penyulaman
       Tanaman yang tumbuh lebih dari yang dikehendaki harus dipotong dengan pisau yang bersih jangan di cabut karena akan  mengganggu perakaran yang sudah tumbuh baik. Penyulaman dilakukan apabila ditemuka tanaman  yang tidak tumbuh atau mati,penyulaman dilakukan pada saat tanaman umur 7 HST
b)   Penyiangan
Penyiangan di lakukan setiap 15 hari sekali,penyiangan dilakukan dengan hati-hati kerena tanaman masih belum kuat/kokoh
c)    Pembumbunan
Pembubunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokok posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan diatas permukaan tanah karena adanya pengkikisan tanah lapisan atas atau erosi .Pembumbunan  dilakuakan saat tanaman berumur 6 minggu, bersama dengan waktu penumpukan. Tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun pada barisan tanaman. Dengan perlakuan seperti itu maka akan terbentuk guludan yang memanjang pada barisan tanaman.
d)   Pengairan dan penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali tanah yang masih lembab tidak perlu , tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga air yang diperlukan lebih banyak sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit diantara barisan tanaman.
6.   Hama dan penyakit
a)    Hama
1. lalat bibit (Atherigona exigua stein) 
Gejala :           Daun berubah warna mejadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman mejadi kerdil atau mati.
Penyebab      :           Lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu , warna punggungnya kuning kehijuan bergaris ,warna perut coklat kekuningan , warna telur mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian :          (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
                        (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan di musnahkan.
                        (3) Kebersihan kebun harus selalu di jaga.
2. Ulat pemotang/Jengkal
Gejala :           Tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, di tandai dengan bekas gigitan pada batang, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Penyebab      :           beberap jenis ulat pemotong : Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, penggerak batang jantung (Ostrinia furnacalis), dan penggerak buah jantung(Helicoverpa armigera).
(1)  Tanam serentak atau rotasi tanaman
(2) cari dan bunuh ulat-ulat tesebut (biasanya bersembunyi di dalam tanah) .
 b).    Penyakit
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab      :           Cendawa Peronosclerospora maydis dan P. javanica sertaP.philippinensis, merajalela pada suhu udara 27o C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala :           (1) umur 2-3 minggu bentuk daun runcing, ukuran kecil, tidak lentur, pertumbuhan batang terhambat, warna mengkuning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora  Cendawa  warna putih.
                                                                                 (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan , daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi
                                                                                 (3) pada tanaman dewasa , terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian :              (1) penanaman mejelang  musim hujan
                                                                                (2) pola tanam dan rotasi tanam
                                                                                (3) penanaman varietasi tahanterhadap penyakit bulai
                                                                                  (4) musnahkan tanaman yang sudah terserang di pendam atau di bakar.
2. penyakit bercak daun (leaf bligh)     
Penyebab    :      Helmintosporium turcicum.
Gejala :           Pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat ke kuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berubah menjadi coklat tua.
Pengendalian            :           Dengan cara rotasi tanaman dan mengatur kondisi lahan tidak lembah.

3. Penyakit Karat (Rurt) 
Penyebab      :           Cendawan Puccinia sorghi schw dan P.polypora underw.
Gejala :           Pada tanaman dewasa ,daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan,sebutan cendawa ini berkembang dan memanjang .
Pengendalian:           (1) Mengatur kelembaban
                      (2) Menanam varietas tahan terhadap penyakit karat.
                                                       (3) Kebersihan kebun harus selalu terpelihara.
4. Penyakit gosong bengkak (con smut/boil smut)
Penyebab      :           Cendawan ustilago mayis (DS) Cda, ustilago zeae (Schw)ung,  uredo zeae Schw ,uredo maydis DS.
Gejala     :       Cendawan ini masuk kedalam biji dan tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar , menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar .
Pengedalian :           (1) Mengatur kelembaban   
                                                                        (2)Memotong bagian tanaman yang terserang penyakit kemudian dibuang atau dibakar
                                    (3)Benih yang akan ditanam direndam dengan laturan PIOC CIREMAI i 200 watt.
5.Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab           :           Cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberela fujkural (Schw), Gibberela moniliforme.
            Genjala           :           Dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian    :       (1) Menanam jagung varietas tahan, rotasi tanam, pengaturan jarak tanam .
(2) Perendaman benih  dengan larutan PIOC CIREMAI i 200 WATT 

D. PANEN DAN PASCA PANEN
a) . Panen
 Jagung  sayur (jagung muda ,baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh, jagung rebus / bakar dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll, dipanen apabila sudah matang sempurna biji keras sampai kering, pengeringan bisa dilakukan pada saat tongkol jagung masih menempel pada batang dengan cara mengupas pembungkusnya. Jika pembungkus sudah kering boleh dipetik kemudian dijemur selama 8 hari, pemipilan bisa dengan mesin perontok atau dengan tanga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar